12 Okt 2013 
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)
Nats ini 
menasihatkan agar kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, 
baik itu pekerjaan, pelayanan, studi, hidup berkeluarga, ibadah dan 
sebagainya, bukan dengan keluh kesah, gerutu atau persungutan.  Di 
tempat kerja ada saja hal yang kita keluhkan, mulai gaji, job 
description yang tidak jelas, si bos yang bertindak semena-mena dan 
sebagainya.  Akibatnya kita pun mengerjakan setiap tugas atau pekerjaan 
kita tidak dengan sepenuh hati dalam hati, artinya bersungut-sungut.  
Begitu juga dalam hal pelayanan, kita pun melakukannya sebagai hal yang 
rutin, biasa-biasa saja tanpa semangat. Sesungguhnya Tuhan Yesus telah 
memberikan teladan bagi umatNya bagaimana Ia melakukan segala sesuatu 
dengan sepenuh hati.  Apa pun yang menjadi kehendak Bapa dikerjakanNya 
dengan sepenuh hati meski harus melewati segala penderitaan yang hebat, 
bahkan sampai harus mati di kayu salib.
Kalau hari ini kita diingatkan oleh firman untuk melakukan seperti yang telah Yesus lakukan dan ajarkan itu berarti kita juga harus melakukannya dengan sepenuh hati, sebab "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Renungkanlah: kalau dalam kehidupan ini kita tidak menghasilkan buah dari apa yang kita lakukan, bisa jadi karena kita melakukannya tidak dengan sepenuh hati. Bila kita melakukan banyak hal tidak dengan sepenuh hati, maka hasil yang kita dapatkan pun tidak akan bisa maksimal.
Mari kita koreksi diri kita masing-masing: sudahkah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati? Ketika memuji dan menyembah Tuhan apakah kita melakukannya dengan sepenuh hati? Jangan pernah merasa bahwa pelayanan dan ibadah yang kita lakukan selama ini sudah lebih dari cukup, atau kita merasa sudah cukup rajin dan setia mengiring Tuhan. Yang dinilai Tuhan bukanlah aktivitas yang terlihat dengan kasat mata tetapi Ia melihat hati kita; kesepenuhhatian kita ketika melayani Dia, itulah yang dikenan Tuhan. Ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Seperti Kaleb, mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya meski perlu waktu selama 45 tahun. Dalam kesabaran kita, justru di sanalah kita teruji. Satu yang kita ingat dalam penantian akan jani Tuhan bahwa Tuhan tidak pernah lupa dan ingkar akan janjiNya. Jadi tidak perlu ada keragu-raguan. Tidak perlu juga untuk takut dan khawatir. Pastikan Tuhan selalu menolong.
Kalau hari ini kita diingatkan oleh firman untuk melakukan seperti yang telah Yesus lakukan dan ajarkan itu berarti kita juga harus melakukannya dengan sepenuh hati, sebab "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Renungkanlah: kalau dalam kehidupan ini kita tidak menghasilkan buah dari apa yang kita lakukan, bisa jadi karena kita melakukannya tidak dengan sepenuh hati. Bila kita melakukan banyak hal tidak dengan sepenuh hati, maka hasil yang kita dapatkan pun tidak akan bisa maksimal.
Mari kita koreksi diri kita masing-masing: sudahkah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati? Ketika memuji dan menyembah Tuhan apakah kita melakukannya dengan sepenuh hati? Jangan pernah merasa bahwa pelayanan dan ibadah yang kita lakukan selama ini sudah lebih dari cukup, atau kita merasa sudah cukup rajin dan setia mengiring Tuhan. Yang dinilai Tuhan bukanlah aktivitas yang terlihat dengan kasat mata tetapi Ia melihat hati kita; kesepenuhhatian kita ketika melayani Dia, itulah yang dikenan Tuhan. Ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Seperti Kaleb, mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya meski perlu waktu selama 45 tahun. Dalam kesabaran kita, justru di sanalah kita teruji. Satu yang kita ingat dalam penantian akan jani Tuhan bahwa Tuhan tidak pernah lupa dan ingkar akan janjiNya. Jadi tidak perlu ada keragu-raguan. Tidak perlu juga untuk takut dan khawatir. Pastikan Tuhan selalu menolong.
Doa:
 Tuhan, kami menyadari bahwa sesungguhnya dengan bekerja sepenuh hati, 
kami pasti lebih merasa ringan dalam mengerjakannya. Oleh karena itu 
ajarilah kami agar dalam bekerja dan melayani, kami melakukannya dengan 
sepenuh hati kami. Amin
POKOK PIKIRAN:
Kita pun harus percaya bahwa janji firman Tuhan pasti digenapi, dan saat menantikan Tuhan itulah kita harus mengerjakan bagian kita dengan sepenuh hati.
POKOK PIKIRAN:
Kita pun harus percaya bahwa janji firman Tuhan pasti digenapi, dan saat menantikan Tuhan itulah kita harus mengerjakan bagian kita dengan sepenuh hati.

 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar